Biaya Kegiatan: Orangtua [Rp. 130.000,-/hari dan Anak-anak [Rp. 120.000,-/hari; 3 kali makan, 2 kali snack, aula, kamar, ruang doa, lapangan outdoor

Minggu, 29 April 2012

MERAYAKAN CINTA DAN KEHIDUPAN WEEK END MORAL PBSID – USD SEMESTER II


Jumat – Sabtu / 09-10 Maret 2012 (Wisma Pojok Condong Catur)

CINTAMU  ADALAH  CINTAKU JUGA – CINTA  KITA BERSAMA
Dunia cinta adalah dunia kehidupan. Ada kehidupan berarti ada cinta tanpa cinta tentu tidak ada kehidupan. Week end Moral dari para mahasiswa PBSID angkatan 2011 semester dua memberi nuansa baru dan pengalaman baru untuk semakin mencintai yang mempunyai CINTA itu. CINTA dengan huruf kapital ini telah memberi cinta dan pengorbanan-Nya untuk mereka yang merindukan cinta itu. Cinta akhirnya butuh pengorbanan, saling menjaga, saling percaya, saling melengkapi, tidak mudah terhasut apalagi digombalin, cinta itu tidak nafsu, cinta itu saling mengormati dan tentu selalu saling menghargai.
Masih banyak yang lain arti cinta bila ditelusuri satu persatu sesuai pengalaman masing-masing orang. Makna cinta diatas hanyalah perwakilan dari semua sharing atau niat baik dari peserta Week end-PBSID ini. Tinggal bagaimana hal itu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di lingkup kampus, lingkup kelas dan lingkup pribadi masing-masing.
Apa yang penting dalam hidup ini itulah yang berarti dalam hidup ini, untuk mengenal seberapa pentingnya hidup dan cinta itu, dalam week end ini pertama-tama yang dibicarakan oleh pembimbing adalah apa bedanya antara pria dan wanita. Atau dengan kata lain untuk laki-laki kalau mendengar kata wanita apa yang ada dalam pikiranmu? Begitupun sebaliknya kalau mendengar kata laki-laki apa yang ada dalam pikiran perempuan? Mendengar pertanyaan seperti ini peserta WE langsung menyampaiakn unek-unek mereka yang mungkin selama ini terpendam. Suasana ruang pertemuanpun jadi ramai, sampai tak terkendali. Itulah bentuk apresiasi mereka terhadap apa yang ada dalam diri mereka. Tanpa disadari bahwa sebetulnya setiap pribadi, baik perempuan maupun laki pada hakekatnya sama. Tuhan menciptakan secara kodrat semuanya sama, bedanya hanya sedikit dan itu bisa dipastikan. Perbedaannya hanya terletak pada alat kelamin atau seks. Perbedaan yang lain dimana perempuan bisa mengandung dan menyusui, sementara laki-laki tidak bisa. Ada dua fungsi seks dilihat dari kaca mata iman yakni sebagai “CINTA  DAN  KEHIDUPAN”.

 SEKS  DARI  PRESPEKTIF  TEOLOGI
Lalu seks dilihat dari perpektif teologi adalah sebagai Bait Allah yang kudus yang harus dilestarikan, dijaga dan dimuliakan bukan untuk dipermainkan, dipertonton. Apalagi kalau untuk kepuasan semata. Dikatakan bahwa manusia itu secitra dengan Allah (manusia Asali). “ baiklah kita menjadikan manusia itu menurut gambar dan rupa Kita, maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar-Nya diciptakanlah dia: laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. (kej 1:26a-27)
Allah memandang realitas Diri-Nya: gambar dan rupa-Nya sendiri dalam wujud tubuh laki-laki dan tubuh perempuan serta berkata “ sungguh amat baiklah ia”. Tidak bisa dikatakan bahwa hanya laki-laki atau perempuan sajalah yang mencerminkan gambar dan rupa Allah, namun haruslah keduanya sekaligus, yakni laki-laki  dan perempuan. Disanalah letak keselarasan atau Gender.
Untuk lebih memahami sekaligus mewaspadai tindakan Aborsi dikalangan mahasiswa / remaja, peserta week end disuguhi sebuah video tentang ABORSI. Sungguh tindakan yang tidak manusiawi, tidak bermoral. Dikatakan bahwa proses aborsi di Eropa presentasinya sangat besar dibandingkan dengan Negara-negara lain. Tidak menuntut kemungkinan di Indonesia juga sering terjadi aborsi bahkan setiap hari, Cuma presentasenya kecil. Bagi saya persoalan banyak atau tidaknya tindakan aborsi tetaplah aborsi dan mengarah pada tindakan “pembunuhan” terhadap bayi yang tidak punya dosa. Pada hal mereka ingin sekali melihat dan menikmati dunia ini.
Entah kenapa hati ini rasanya tidak menerima kenyataan seperti itu, karena tindakan aborsi sama halnya dengan tidak menghargai karya Allah yang amat luhur. Tindakan aborsi telah merusak citra Allah. Pada hal sudah ditegaskan dari kaca mata teologi bahwa Allah menciptakan manusia menurut rupa Allah atau secitra dengan Allah. Lantas mengapa tindakan aborsi itu tetap saja ada dan selalu ada? Saya ingin menegaskan dan berpesan kepada kaum remaja zaman ini, khususnya teman-teman mahasiswa USD: “ NO FREE  SEX!, NOT  ABORTION!, SO LOVING OF  LIFE”.
Itulah proses week end di hari pertama, namun sebelum istirahat malam tentu tidak lupa bersyukur kepada Tuhan atas kurnia yang diterima hari ini, maka secara bersama-sama bersatu dalam doa. Dalam doa malam disampaiakn juga ujud-ujud untuk keselamatan hidup ini, berdoa untuk orang tua, berdoa bagi mereka yang kurang beruntung dalam hidup ini, berdoa bagi mereka yang belum sempat melihat dunia akibat aborsi, berdoa bagi mahasiswa, dan diakhiri dengan membacakan sebuah puisi. Semoga apa yang didapat hari ini berkenan kepada-Nya dan dapat diaplikasikan dalam hidup.

KASIH  SAYANG  ORANG TUA
Kiranya kasih sayang orang tua inilah yang menjadi topik di pagi kedua dalam proses week end ini. lewat renungan pagi yang dibawakan oleh salah seorang biarawan yang mahasiswa akan semakin lengkap proses pengenalan cinta dan kehidupan itu sendiri. Renungan yang begitu sederhana justru membantu para mahasiswa dalam merenungkan proses adanya kita, atau tahap kelahiran manusia mulai dari hari pertama (saat masuknya sperma ke indung telur) sampai pada hari kelahiran (Sembilan – sepuluh bulan). Setelah diperlihatkan itu semua, pembawa ibadat tadi mulai masuk lebih dalam untuk melihat bagaimana kesetiaan dan kebaikan kedua orang tua dalam mendampingi anak-anaknya. Mereka (orang tua) tidak mengenal lelah, tidak sudi melihat anaknya menangis waktu kecil, mereka selalu menjaga dan mendampingi anaknya dikala putera/puterinya mengalami jatuh sakit. Dalam diri kedua orang tua yang ada hanyalah cinta dan kasih sayang. Pengorbanan orang tua sungguh luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kasih sayang mereka dirasakan sampai saat ini. Lalu bagaimana dengan kita?. Pesan dari mereka hanya satu “ tolong jangan sakiti mereka dengan perbuatan-perbuatanmu yang kurang ajar, hargai pengorbanan mereka dengan belajar dan terus belajar. Orang tua tentu tidak pernah menuntut balasan dari anak-anaknya. Itulah cinta sejati. Selamat memperjuangkan si cinta sejati itu.

MENGENAL  DIRIKU MELALUI SEKS
Proses selanjutnya setelah sarapan pagi yakni diperkenalkan alat reproduksi, baik laki-laki maupun perempuan dilengkapi dengan bagian-bagian yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Juga diperkenalkan beberapa penyakit kelamin yang menakutkan. Secara khusus HIV/AIDS. Sebuah pengalaman yang disharingkan oleh nara sumber, Th. Endah Marianingsih, SIP. M. Kes. Dimana beberapa tahun terakhir ini ada sebuah fenomena yang terjadi pada sebuah keluarga muda. Saat pasangan ini menjalani masa pacaran, sang laki-laki dengan jujur mengatakan kepada sang pacar bahwa dia mengidap HIV belum sampai pada AIDS. Apakah kamu siap menerima aku dengan kondisi seperti ini? tanya sang laki-laki. Dengan penuh keyakinan sang wanita/pacarnya menjawab; saya siap menerima kamu apa adanya.
Karena adanya saling percaya dan keterbukaan ini, hubungan merekapun sampai pada tahap pernikahan, yang adalah panggilan hidup mereka yang harus dipertanggungjawabkan sampai akhir hayat. Dalam, perjalanan waktu setelah mereka sudah menjadi pasangan hidup sang laki-laki selalu dilema dan selalu merasa bersalah atas apa yang terjadi pada dirinya (HIV). Dia takut kalau istrinya terjangkit HIV juga. Pada hal dalam bayangan sang istri dan sudah menjadi kerinduan bahwa dia ingin agar dia juga mengindap penyakit yang sama. Katanya biar adil dan tidak ada yg saling mengalah. Kesepakatan inipun diambil dan diterima oleh sang suami hingga istrinya kena HIV dan dalam kondisi hamil.
Apa ya kira-kira yang terjadi pada calon jabang mereka? Pertanyaan inilah yang timbul dari dalam diri kami masing-masng. Sungguh merupakan sesuatu fenomena yang tidak muncul dalam benak kami dimana bayi mereka ketika dilahirkan sedikitpun tidak terjangkit HIV. Kok bisa? Bisa saja karena begitu anak ini keluar dari rahim sang ibu anak ini langsung disingkirkan dan tidak boleh memakai ASI sebagai minuman dan makanannya. Para pelayan kesehatan harus dengan ekstra merawat anak ini dan  diberi minuman susu yang disediakan dari Rumah sakit,  dengan maksud agar tidak terkena HIV dari sang Ibu. Sampai saat ini pasangan ini sudah mempunyai dua putera dan keduanya tidak terkena HIV.
            Dari peristiwa ini yang membuat saya sedih dan prihatin adalah dimana saat ibu ini dalam ruang persalinan atau saat dalam proses bersalin tidak ada satupun perawat yang berani mendekati dan melayaninya. Cara memberi minuman atau makananpun dilayani dengan baik,  tidak denga tulus. Mungkin para perawat takut terjangkit HIV. Pada hal menurut penjelasan dosen tadi, dikatakan terjangkit itu hanya kalau lewat dari dalam tubuh. Misalkan lewat darah, jarum suntik. Sementara sentuhan kulit, pakaian, dan sebagainya yang tidak ada unsur dari dalam tubuh tidak menjadi masalah dan jamin tidak akan terkena HIV.  Maka janganlah takut bersentuhan dengan mereka yang mengidap HIV, mulailah berpikir positif dan berpikir jernih.

EKSPRESI  KELOMPOK SEBAGAI KESIMPULAN
Ada banyak alasan dan pandangan mahasiswa berkaitan  dengan kegiatan week end Moral ini. yang didasari dengan pertanyaan: “ apakah yang dapat selama week end ini”? jawaban dari mahasiswa bermacam-macam; ada yang mengatkan saya lebih tahu apa artinya seks, seksualitas, semakin mengerti tentang penyakit-penyakit kelamin, semakin menghargai tubuh sebagai bait Allah, seks bukan untuk dijual atau dipertontonkan namun dijaga dan dilestarikan sebagai bait Allah yang paling luhur. Jawaban lain adalah dengan mengikuti WE ini semakin mencintai orang tua yang telah melahirkan, mendidilk dan bahkan sampai dikirim studi di Sanata Dharma. Pengorbanan mereka sungguh luar biasa, lalu bagaimana denganku? Apa yang kuberikan untuk mereka? Apakah saya balas dengan tindakanku yang ego, bohong dan selalu bertindak yang kurang terpuji? “ Hormatilah orang tuamu, agar usiamu panjang”.
Setelah merefleksikan itu semua hal terakhir yang harus dilakukan adalah duduk dalam kelompok dan membuat sebuah fragmen. Dari tujuh kelompok aday yang membawakan Drama singkat, Pantomim, puisi, lagu dan gerak. Semua isi fragmen harus berkonteks pada tema dan komitmen dalam kelompok. Dari kelompok penulis,  komitmenya adalah MERAYAKAN  CINTA  DAN KEHIDUPAN  HARUS SALING MENGHARGAI, SALING MENJAGA, SALING PERCAYA, TIDAK MUDAH DIHASUT, BUTUH PENGORBANAN, SETIA, TIDAK  NAFSU, SALING MENGORMATI DAN YANG PALING PENTING ADALAH SEMAKIN MEMULIAKAN  ALLAH. Akhir kata penulis menyampaikan SELAMAT MERAYAKAN CINTA DAN KEHIDUPAN bagi kita semua yang membaca artikel ini…..Berkah  Dalem…
AKU adalah cinta,
Bila orang-orang saling mencintai
Mereka merasakan dan menjadi bagian dari DIRIKU

Bila engkau bersama dengan orang yang kau cintai
Merasakan kehangatan dan kenyamanan dari cintanya
Bersyukurlah dan muliakanlah AKU karenanya
Sebab sesungguhnya inilah hadiah dari hatiKU untukmu
Cinta yang kau alami melalui orang yang kau cintai
Adalah manifestasi dari cintaKU yang begitu besar kepadamu

Ada waktu untuk segalanya
waktu untuk sendirian
Dan ada waktunya pula untuk menikmati persahabatan dengan orang lain
Untuk lebih mempermudahkan perjalanan hidupmu
KU berikan persahabatnKU pada semua orang dalam hidup mereka
Ketika AKU memberikannya padamu, ingatlah
Bahwa inilah tanda cintaKU yang sejati untukmu…
                                    (dikutip dari Buku panduan WE MORAL, hal-9)

Br. Libert  Jehadit, CSA

Tidak ada komentar: