Biaya Kegiatan: Orangtua [Rp. 130.000,-/hari dan Anak-anak [Rp. 120.000,-/hari; 3 kali makan, 2 kali snack, aula, kamar, ruang doa, lapangan outdoor

Senin, 26 Desember 2011

Renungan natal



KEDATANGAN-NYA  MEMBAWA  HARAPAN  DAN SUKACITA  DI TENGAH  SITUASI YANG GALAU
Oleh: Br. Libert, CSA
Sore itu saat ada bunyi bel di rumahku salah seorang yang berada dalam rumah itu bergegas untuk membukakan pintu rumah dan mencoba menyapa kira-kira siapa gerangan yang bertamu pada sore hari. Pada hal sore itu masing-masing kami sedang melakukan aktifitas harian. Ada yang sedang mempersiapkan makan malam, memberi makan ternak, membersih rumah, menyuci pakaian, menyetrika, mengerjakan tugas lainnya, bahkan ada yang sedang facebookan/twiteran. Teman kami yang membukakan pintu tadi kelihatan sedang asyik mengobrol dengan tamu yang datang, dan rasanya mereka sudah saling kenal sebelumnya. Terlihat cara mereka beradu pandang sambil menceritakan tentang bagaimana situasi dunia saat ini. Cara beradu pandang seorang tamu sebelumnya rasanya beda dengan cara pandang bagi tamu sore ini. Dia kelihatan anggun, bersih, rapih dan cara dia menyapa penuh dengan kelembutan dan santun. siapa dia sebenarnya? Untuk apa dia kemari?

Minggu, 18 Desember 2011

Sebuah Kisah tentang Kehidupan

Alkisah di suatu desa di tepi hutan tinggal seorang kakek tua dengan putra tunggalnya. Mereka hidup dari beternak kuda yang diambil susu dan dagingnya. Sang putra kerjanya sehari-hari menggembalakan beberapa ekor kuda yang mereka miliki ke padang rumput.
 
Suatu hari seperti biasa putranya membawa kuda-kuda merumput ke lapangan. Karena kelelahan dia tertidur di bawah sebatang pohon rimbun. Saat terbangun, dia terkejut karena dia mendapati kuda-kudanya tidak di lapangan lagi, tetapi entah hilang ke mana. Dia mencari-cari mereka, tetapi berakhir dengan sia-sia. Akhirnya, dengan langkah gontai, dia pulang ke rumah.
 
Berita kakek tua kehilangan kuda-kuda peliharaannya membuat gempar desa kecil tersebut. Para tetangga segera berdatangan menyatakan duka mendalam atas kemalangan yang menimpa keluarga kakek itu. Seorang tetangga sambil menenangkan kakek tua berkata, “Sungguh malang nasibmu, Pak Tua. Semua kudamu telah tiada. Sia-sia jerih payahmu selama ini. Sungguh malang nasibmu.”

Efek Pygmalion

Berikut adalah artikel tambahan untuk buku ‘Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya‘. Artikel ini bisa dibaca lepas, namun Anda dianjurkan untuk membaca buku Ketika Mozart Kecil Memainkan Jemarinya terlebih dahulu bila ingin mendapatkan pengertian yang lebih mendalam:
Pygmalion adalah salah satu legenda terkenal Romawi yang awalnya ditulis oleh pujangga Ovid. Dalam kisah tersebut, Pygmalion adalah seorang pemahat kesepian yang mengaku tidak pernah tertarik dengan wanita. Suatu saat, dia memahat patung berbentuk seorang wanita dari gading. Patung tersebut sangat indah dan realistis sehingga Pygmalion akhirnya jatuh cinta pada patung tersebut. Karena cintanya, Pygmalion memohon pada sang dewi cinta Venus untuk menghidupkan patung tersebut untuk dinikahi. Berkat permohonannya yang sungguh-sungguh dan tulus, Venus akhirnya mengabulkan permintaan tersebut.
Ide cerita tersebut kemudian dipakai oleh George Bernard Shaw, dramawan Irlandia yang juga pemenang hadiah nobel kesusasteraan tahun 1925, untuk menghasilkan salah satu karyanya yang paling dikenal, Pygmalion. Karya Shaw tersebut menceritakan tentang seorang profesor fonetik yang berhasil merubah seorang gadis penjual bunga yang sederhana, Eliza Doolittle, menjadi seorang lady di kalangan elit di London.