Biaya Kegiatan: Orangtua [Rp. 130.000,-/hari dan Anak-anak [Rp. 120.000,-/hari; 3 kali makan, 2 kali snack, aula, kamar, ruang doa, lapangan outdoor

Rabu, 18 Juni 2008

Ekaristi Emaus Sahabat Muda [EMSAM]

by: DS Ollyn Zb



Pengantar

Kepedulian terhadap jiwa orang muda yang menginginkan tempat, ekspresi dan kreasi mendorong kita untuk menciptakan sesuatu yang fresh dalam konteks Perayaan Ekaristi dengan tetap memperhatikan kaidah: tanda, kata dan tindakan yang resmi sekaligus tetap menjiwai sisi terdalam Ekaristi yakni pemuliaan [glorify] Allah dan pengundusan [sanctify] manusia oleh Allah.

Dengan memperhatikan kerinduan ini, maka dibuatlah format Ekaristi Emaus Sahabat Muda yang lebih lanjut akan disebut EMSAM. Disebut EMSAM karena terlahir dari perjalanan orang muda yang dinamis sebagaimana peristiwa emaus yang memperlihatkan gambaran orang-orang yang mengalami kehadiran Allah di tengah perjalanan dan sekaligus di tengah pertanyaan-pertanyaan akan kasih Allah.

Sangatlah bisa dipahami jika orang-orang muda merasa kurang tertarik dengan gaya Ekaristi yang biasa dilakukan. Hal ini terjadi bukan karena format Ekaristi yang sangat konstitusional atau gaya homili yang bervariasi [tergantung Persona Christi- nya] melainkan oleh perubahan aura zaman [interese zaman] dan pemahaman yang tidak mendalam akan Ekaristi sebagai puncak perayaan iman orang Katolik. Sehingga sangat tidak mengherankan lagi jika pada saat Perayaan Ekaristi akan terlihat berbagai kesibukkan yang berbeda. Jika anda pernah mengikuti Perayaan Ekaristi dan di belakang, depan, atau samping anda ada orang-orang yang begitu asyik ngobrol seperti di mall atau bermain handphone dan seakan tidak memperdulikan bahwa orang lain akan terganggu oleh sikap mereka. Dan sangat bisa dipahami jika mereka pulang tidak menemukan apa-apa dan lama kelamaan mereka boring, itu-itu saja, tidak ada yang berbeda. Akibat yang paling jauh adalah mereka mulai menjauhi Gereja dengan dalih yang mempersalahkan struktur, gaya, sikap-sikap faktor eksternal dan bukan melihat pada keterlibatan diri mereka sendiri pada perayaan dan iman.

Aura zaman atau interese zaman memang telah berubah. Diam, tenang, mendengarkan, mengikuti, menyelami, masuk ke dalam hati dan banyak sisi terdalam lainnya sangat susah untuk disentuh. Sebab zaman menawarkan „yang berkeriapan“, berubah, dan harus dikejar. Hal ini memperlihatkan adanya motion [mobilisasi] yang sangat tinggi sehingga untuk menjadi tenang dan diam sangat menakutkan. Buktinya: sekian banyak orang-orang muda yang tidak bisa lepas dari yang hingar-bingar, handphone, mp3, mp4, internet, shoping, mall, dan pesona konsumerisme lainnya.

Maka, mungkin dengan membaca narasi gaya hidup orang muda ini, pemahaman adalah jalan yang pertama dan menemani ekspresi dan beban psikologis merupakan langkah lanjutannya. Jiwa Ekaristi sebagai puncak perayaan iman jangan sampai tidak menggema dan senyap.

Perayaan Puncak: Ekaristi

Perayaan Ekaristi bukanlah ajang menarik-tidak menarik atau dikomentari karena kita tidak menemukan yang kita inginkan pada akhirnya. Perayaan Ekaristi adalah pancaran pertemuan manusia dengan Tuhan pada sisi yang sangat spiritual. Jika seseorang masuk dalam Perayaan Ekaristi dan tidak mengangkat sisi spiritual yang ada dalam dirinya untuk bertemu dengan Allah, maka pertemuan tidak akan pernah terasa lebih dalam. Kenapa? Karena Allah yang spiritual hanya akan bertemu dengan manusia yang spiritual. Dan hal ini bukan mengawang-ngawang. Karena sesungguhnya manusia memiliki sisi spiritual yang dalam, hanya kerap tertekan oleh keinginan yang memanipulasi sisi terdalam ini. Jika anda pernah merasa begitu tenang tetapi tiba-tiba berubah hanya karena ada telpon atau orang yang menyapa anda dengan ekspresi yang tidak menyenangkan dan kemudian disposisi hati anda berubah, inilah tandanya.

Sangat tidak mengherankan bahwa ada orang-orang yang begitu menghayati Ekaristi dan menemukan kekuatan di dalamnya dan ada orang-orang yang sebaliknya. Orang-orang yang begitu menghayati itu melibatkan segenap sisi spiritualitasnya untuk bertemu dengan Allah yang spiritual. Sehingga mereka mampu mengalami dan membagikan Allah dalam cara-cara yang sederhana. Anda tidak akan mungkin bertemu dengan Allah yang spiritual jika anda mengedepankan sisi manusiawi anda yang sangat lahiriah. Sisi yang sangat lahiriah itu adalah keinginan anda untuk menemukan Allah tetapi cara yang tidak tepat atau menjadikan Ekaristi sebagai rutinitas, ajang mencari dan menemukan orang, tempat janjian, dan lain sebagainya.

Sisi spiritual harus bertemu dengan sisi spiritual. Dalam analogi lain yang sangat sederhana. Jika anda berbicara dengan siapapun dan mereka tidak menjawab anda dengan alur harapan anda, anda pasti akan bereaksi berbeda. Akibatnya adalah anda mungkin akan berbicara lebih baik atau mengubah sikap anda sesuai dengan daya pemahaman orang yang anda hadapi. Jika tidak maka misunderstanding sudah jelas menjadi ujungnya. Atau pernahkah anda menyadari ”mengapa orang marah cenderung berteriak untuk menyampaikan sesuatu atau dengan ekspresi yang berubah?” karena hati sudah tidak searah, menjauh, tidak saling mengerti dan tidak saling menyapa!

Ini yang akan terjadi tatkala sisi spiritual anda tidak keluar, terangkat dan mengarah untuk menyambut Allah yang spiritual dalam Perayaan Ekaristi. Lagi-lagi, hal ini tidaklah mengawang-ngawang.

Maka, ada sesuatu yang harus diarahkan lebih dari diri kita untuk bertemu dengan Allah dalam Perayaan Ekaristi. Sebab, jika kita masih menggunakan kebiasaan lama pada saat perayaan, maka kita sebagai peraya dalam undangan perjamuan ilahi tidak akan menghidupi apa-apa selain kekeringan dan rutinitas. Mungkinkah anda masih mempertanyakan ”apakah kebiasaan lama itu?” untuk menjawabnya, cobalah perhatikan orang-orang tertentu yang datang pada Perayaan Ekaristi dan apa yang mereka lakukan. Kemudian sapalah mereka, jika selama ini anda tidak biasa dan bisa memulai untuk menyapa lebih duluan.

Perayaan Ekaristi sebagai Puncak Perayaan Iman tidak akan pernah terasa berbeda jika kita sebagai peraya tidak pernah mengubah cara kita berbicara dan bertemu dengan Allah yang spiritual.

Emaus Sahabat Muda

Emaus Sahabat Muda merupakan sebuah perjalanan yang dilakukan oleh orang-orang muda secara bersama-sama dalam menemukan iman sejati akan Allah. Dalam perjalanan itu, mungkin saja orang muda tidak/kurang menyadari kehadiran Allah dalam setiap detik hidup mereka. Mungkin saja orang muda menyangkal kebersamaan hidup dengan Allah karena tidak bisa menalar. Mungkin saja orang muda merasa Allah begitu jauh dari hidup mereka oleh karena setiap pengalaman terpuruk yang mereka alami. Seakan tidak ada jawaban atas permasalahan kehidupan mereka.

Dalam keseluruhan permasalahan hidup itu, satu pertanyaan yang harus kita jawab dengan memasuki batin dan dalam keheningan terdalam hidup ini. ”Apakah kita bisa melalui semua itu hanya oleh kekuatan kita sendiri?” jika anda terbelalak dan kemudian menyadari bahwa segala persoalan hidup yang terjadi tersingkapi satu demi satu oleh karena kemurahan ilahi melalui orang-orang yang ada di sekitar anda, maka seharusnya anda mengerti bahwa Allah berkarya dalam hidup anda. Sebab tidak ada sehelai rambut pun yang akan tercabut dan jatuh tanpa sepengetahuan Allah.

Maka, silahkan anda berlari dari hadapan Allah bahkan melukai hidup anda karena ”merasa” Allah jauh dari hidup anda, tetapi ketahuilah Allah akan menarik anda pada saat yang Ia kehendaki buat anda. Ini hanyalah segelintir gambaran perjalanan [emaus] orang-orang muda. Masih banyak kisah yang seakan mencabut hidup secara paksa dari raga kita. Tetapi itu bukanlah pertanda bahwa Allah ”tidak ada” dalam hidup kita, melainkan justru supaya kita semakin dekat untuk mencari Allah yang ”tidak ada” itu.

Dalam perjalanan hidup itu, tidak bisa kita sangkal bahwa ada banyak orang yang terlibat dalam hidup kita. Mereka itulah sahabat-sahabat yang hidup dan peduli akan kehidupan kita. Dari mereka kita belajar, mengerti dan mengalami hidup. Maka, EMSAM menghadirkan semua unsur-unsur di atas dan menyatukannya dengan perjalanan hidup ilahi, Yesus Kristus sang Penyelamat. Pengenangan, menghadirkan, dan menyatukan hidup kita dengan Allah dalam Perayaan Ekaristi merupakan jalan menuju keselamatan abadi bersama Allah.


Skema Ekaristi Emaus Sahabat Muda

EMSAM secara keseluruhan akan memperlihatkan sebuah perjalanan yang menunjukkan dinamika hidup peraya. Dan untuk merasuk lebih dalam menuju kesatuan dengan Allah maka lagu-lagu dan alat musik yang dipergunakan sangat menentukan dalam membangun sebuah situasi yang kondusif. Seharusnya alat-alat musik daerah seperti gendang, tifa, dan lain-lain akan sangat bagus untuk membangkitkan sisi ini bukannya drumband yang cenderung meng-crash [menabrak] situasi. Dengan demikian, kita juga mengangkat aspek inkulturasi dengan alat-alat musik itu dan membangkitkan jiwa kita sebagai peraya di suatu tempat.

...............................................skema inconceptio.................................................................................

Senin, 16 Juni 2008

METAMORFOSIS: CIVITA YOUTH CAMP




Jangan terkejut dengan judul tulisan di atas. Judul ini hanyalah sebuah metaphor yang memperlihatkan adanya sebuah perkembangan secara internal dan eksternal yang dipacu oleh berbagai kepentingan untuk menuju pada fokus sekaligus menubuhkan fokus tersebut dalam berbagai tindakan nyata.

Fokus itu adalah Civita dan perkembangannya. Dengan kata lain Qou Vadis Civita? Setelah hampir 35 tahun Civita Youth Camp berkarya di Keuskupan Agung Jakarta dengan segala perkembangan dan keprihatinan akan relevansinya untuk mendukung kegiatan Orang Muda Katolik [OMK] dan orang-orang muda pada umumnya.

Menggeliatnya zaman dan berkelindannya dinamika OMK yang berhadapan dengan situasi di sekitar kita, menjadi ruang tersendiri yang harus diakomodasi, diberi tempat, dan ditemani. Jangan sampai OMK itu menjadi betah di tempat lain dibanding dengan rumahnya sendiri [Catholic as Our Home], mungkin dengan alasan karena mereka lebih diberi tempat dan diterima di tempat lain tersebut. Tempat lain dalam hal ini adalah ketertarikan, kepentingan, kepedulian, perhatian yang bisa ditangkap dan dimiliki dari ruang di luar Katolik. Kenyataan ini bukan hendak menutup mata bahwa kenyataan itu ada atau berkehendak menghindari kenyataan, tetapi justru hendak menjawab permasalahan akan mengapa OMK tidak begitu tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam Katolik.

Menggali kembali Katolisitas secara lebih dalam merupakan fokus di dalam perkembangan yang akan dilakukan oleh Civita Youth Camp ke depan. Segelintir dari fokus inilah yang menjadi bahan pembicaraan dalam dua kali pertemuan yang dilakukan oleh beberapa orang yang menjadi pelopor lustrum ke 7 Civita Youth Camp. Pertemuan pertama dilaksanakan di Civita Youth Camp pada hari Sabtu, 7 Juni 2008 yang dihadiri oleh Rm Herry Wijayanto, SJ selaku Direktur Civita Youth Camp, Tony Sardjono, J. Eddie CP, F. Srie P, Mario, Yanti Carolina, dan Ollyn. Pembahasan ini dilanjutkan lagi pada pertemuan kedua di Paroki St. Stefanus, Cilandak yang dihadiri oleh Rm. Herry Wijayanto, SJ; Tony Sardjono; J. Eddie CP; F. Srie P; Maria Dyah K; Danang K; Sr. Emma, CB; Yanti Carolina dan Ollyn.

Pada pertemuan kedua ini mencul berbagai keprihatinan dari pastor-pastor paroki dalam menangani OMK di paroki-paroki. Keprihatinan-keprihatinan ini terungkap lewat uraian Rm. Herry, SJ dalam rapat dari hasil pembahasan dalam TEPAS yang dilaksanakan di Vila Renata, Puncak. TEPAS ini menfokuskan diri pada OMK. Sehingga beberapa rencana Civita ke depan akan mengarahkan diri pada OMK secara lebih khusus untuk masuk lebih dalam menuju nilai-nilai katolisitas yang lebih dalam dan berbuah melimpah.

OMK dan gerakan Civita ke depan tidak akan pernah terpisah jauh. Dalam konteks rapat pemerhati dan pelopor lustrum ke 7 Civita ini, selain membahas tentang lustrum Civita tetapi juga menguraikan perhatian yang begitu besar pada OMK. Pembahasan tersebut masuk dalam hal-hal konkret seperti pembagian tugas dalam membangun kerangka panitia lustrum ke 7 Civita sekaligus memikirkan, merancang kepedulian-kepedulian terhadap OMK.

Nantikan pertemuan selanjutnya pada 5 Juli 2008. SALAM DAMAI.

Senin, 09 Juni 2008

Para Crossiers: Ordo Sanctae Crucis



Jubah yang melambai Hitam dan Putih dengan dada yang dibalut Salib Suci, para frater OSC dari Bandung meluangkan waktu untuk mengadakan retret di Civita Youth Camp dibawah bimbingan Romo Herry Wijayanto, SJ. Terbersit kegembiraan terluapkan ketenangan. Canda yang menghiasi hidup keseharian sudah menjadi warna tersendiri dan tidak pernah terpisah. Retret yang dilaksanakan dari tanggal 2-7 Juni 2008 membawa para frater OSC masuk dalam persahabatan yang bukan hanya dalam kata-kata, utaian dalam regula dan konstitusi tetapi menghidupinya dalam keseharian yang nyata.

Sangat menarik memang, sampai-sampai para frater ini meluapkan segala ekspresi mereka dalam doa dan puncta bersama Romo Herry. Sepenggal doa yang terlontar dari seorang frater OSC terngiang seperti ini “Tuhan biarlah kami semakin mengerti persaudaraan yang sesungguhnya dalam hidup panggilan kami dalam komunitas dan bukan saling membinasakan. Mungkin bagi mereka, persaudaraan kerap menjadi istilah yang sangat agung dan kerap dikumandangkan tetapi mereka tidak bisa memungkiri bahwa oleh karena parsaudaraan banyak hati terluka. Dan mungkin memang hal ini harus terjadi. Yang lebih baik dipikirkan adalah bagaimana bangkit setiap kali terjatuh oleh Karena persaudaraan itu.

Sangat mencengangkan tatkala seorang frater dalam sharing terbukanya mengatakan bahwa contoh-contoh yang diangkat oleh Rm. Herry sangat menyentuh dan mengena. Bagaimana tidak, contoh-contoh yang diambil tersebut adalah sikap-sikap binatang yang memperlihatkan sesuatu yang baginya bisa diambil hikmahnya. Jika

seekor binatang tidak memikirkan sebagaimana manusia memikirkan, itu sudah lumrah karena ia seekor binatang. Tetapi, jika seorang manusia berpikir seperti binatang, apa yang akan terjadi dalam hidup ini? Dalam konteks panggilan hidup, belajar mengerti dan bukan harus dimengerti adalah sebuah jalan yang melapangkan dada.

Prificiat dan Damai Tuhan Beserta Para Frater.


Minggu, 08 Juni 2008

Pertemuan Sabtu, 7 Juni 2008




Dihadiri oleh : Mas Sulis, Mba Ester [021-7491678], Lia, Bene, Agnes, Nicko, Ollyn, Mas Tony Sarjono.

Pada pertemuan ini dibicarakan lebih terperinci apa yang hendak kita lakukan pada acara Spirit Moment [lanjutan] pada 28-29 Juni 2008 di Civita Youth Camp. Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, format acara telah dibuat sedemikian rupa. Tetapi ada sebuah pemikiran baru apakah ada kemungkinan menghadirkan kembali “zona kreatif” yang pada 19-20 April yang lalu pernah dilaksanakan, dimana terjadi sebuah “kebingungan” untuk harus melakukan apa. alasannya adalah banyak teman-teman muda yang ikut dalam suatu acara dengan hanya mengikuti alur acara yang sudah dibuat. Sehingga kerap daya kreativitas dan greget yang besar dari orang muda sering “biasa-biasa saja”. Selain itu, ada alasan lain yang rupanya sehrusnya menjadi perhatian bahwa kita sering berkomentar tentang acara yang tidak menarik sehingga kita malas untuk mengikutinya, tetapi tatkala diberikan kesempatan untuk menyusun sebuah acara yang menarik, kita sering kebingungan. Hal ini akan menjadi perhatian!

Pada kesempatan ini, dipilih koordinator-koordinator yang memikirkan secara lebih terperinci bagian-bagian acara tertentu, sedangkan yang lain akan menjadi personil yang membantunya:

Welcoming Games akan dikoordinir oleh Steve.
Perkenalan dikoordinir oleh Nicko, Agnes, dan Nikita
Seminar dikoordinir oleh Ollyn
Dinamika Kelompok dikoordinir oleh Ollyn
Bangun dan Olahraga dikoordinir oleh Bene dan Ester
Outdoor dikoordinir oleh Mario dan Pulung
Ekaristi Kaum Muda dikoordinir oleh Agnes dan Lia

Pertemuan selanjutnya adalah untuk menguji berbagai games yang akan dipergunakan sekaligus melihat perkembangan persiapan masing-masing koordinator. Pertemuan ini masih akan menunggu konfirmasi dari sdr. Ollyn ; mengingat seberapa banyak teman-teman yang bisa hadir. Sangat diharapkan pada teman-teman yang pernah datang pada beberapa kali pertemuan sebelumnya datang pada kesempatan ini.

Teman-teman yang pernah datang pada Spirit Moment tanggal 19-20 April 2008 yang lalu akan segeran dikontak kembali untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan tanggal 28-29 Juni mendatang.

Brosur yang akan disebarkan telah dibuat tinggal pencetakkannya saja, tetapi melalui resume pertemuan ini pun, brosur acara diikutsertakan. Harap teman-teman memperhatikannya.

Rabu, 04 Juni 2008

CIVITA: BETTER OR LATER FOR THE FUTURE

Civita yang akan menyongsong umur ke 35 tahun akan menyelenggarakan LUSTRUM ke 7 sebagai ucapan syukur dan sekaligus menggali kembali relevansi terhadap perannya untuk Kaum Muda. Harapan untuk menjadi salah satu wadah kerinduan orang muda bertemu dengan Tuhan dan kedalaman hati untuk mengenal sesama selalu terpatri dalam setiap kepak sayapnya.

Harapan ini tentunya merangkul banyak langkah demi tujuan yang semakin menyapa jiwa dan kerinduan orang-orang muda. Civita dalam sekian tahun berkarya selalu bangkit untuk menemani dan memahami geliat psikologis orang muda dan menjadikannya sebagai ruang untuk mengangkat ke permukaan kreativitas, ekspresi, ruang/tempat untuk pertemuan hati orang-orang muda. [DS Ollyn Zb]

What they are looking for?

Kapan terakhir kali anda tersenyum? Karena senyum akan membawa bahagia dan bahagia membuat anda mengalami hidup yang lebih bebas. Dan hidup yang lebih bebas akan melahirkan jiwa yang penuh kreativitas tanpa batas menuju kesempurnaan.

Mungkinkah ini yang mereka cari? Mengangumkan dan menggetarkan. Pada hari sabtu 24 Mei 2008 dua saudari mengucapkan janji setia sampai mati dalam persaudaraan Biarawati Ursulin. Mereka adalah Sr. Benedikta Sulifan, OSU dan Sr. Karolina Suryati Cendrakasih, OSU. Sekian banyak tamu bersatu dalam doa, memberi semangat, mendukung, dan mengucapkan selamat.

Tantangan terbentang di depan mata. Bukan semakin kecil namun semakin besar. Siapapun akan mengalami hal ini walau dalam sisi hidup yang berbeda. Maka, apa sebenarnya yang kita cari dalam hidup ini? Kita pasti masuk dalam kebimbangan, gentar dan gemetar. Namun keyakinan akan membawa siapapun pada kesempatan dan kenyataan bahwa kita mampu melakukan banyak hal.

Profisiat et Bonum Gratiae

Selasa, 03 Juni 2008

Ciawi dan Ekaristi Kaum Muda

“Kebangkitan dalam konteks beragama adalah kebangkitan yang melibatkan budaya untuk menghidupkan jiwa orang-orang muda Katolik. Membangun jiwa kekatolikan yang berbudaya Sunda akan membuat hidup beragama menyentuh dasar yang terus bertumbuh dan berakar”.


Teman-teman dari Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, khususnya Mudika Stasi Ciawi menyelenggarakan sebuah kebangkitan baru dalam acara orang muda yang mengambil topik "Kaum Muda, Bangkit di Tengah Keterpurukkan Dunia". Tidak tanggung-tanggung acara yang hanya diselenggarakan dalam sehari itu [25 Mei 2008] menampilkan kebahagiaan tersendiri yang mampu menggelitik hati dan jiwa orang-orang muda katolik di stasi-stasi Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.









Kendati mereka sebagian besar terdiri dari teman-teman yang masih duduk di kelas 1 SMP keatas, namun mereka mampu membentuk sebuah panitia yang berjalan dengan luar biasa, yang mungkin akan memunculkan keraguan buat orang-orang yang sebaya dengan mereka. Tetapi pengalaman, situasi dan harapan untuk bangkit mampu mengubah semua itu menjadi kesempatan dan peluang untuk membuktikan bahwa mereka mampu melakukan lebih banyak lagi.

Pengumuman Acara

Pada tanggal 7 Juni 2008 pukul 14.00 wib akan diadakan pertemuan untuk kegiatan orang muda yang akan diselenggarakan pada 28-29 Juni mendatang. Sangat diharapkan pada teman-teman yang terlibat untuk datang pada kesempatan ini.

Sekaligus kita akan bertemu dengan Mas Tony Sarjono cs untuk membahas startegi kegiatan ini supaya lebih bagus dan menarik.

Ini adalah undangan buat teman-teman.

I wait you all!
Best regard,

DS Ollyn Zb.

Senin, 02 Juni 2008

PERTEMUAN TANGGAL 1 JUNI 2008






Dihadiri oleh Rm. Herry, Steve, Bene, Very, Lia, Beno, Agnes, Nikita, Ollyn.



Sebagai kelanjutan pertemuan tanggal 18 Mei 2008, maka dirancang kerangka acara yang lebih komplit sebagai berikut:

Welcoming games[16.30-17.30]: semacam games yang disusun sebagai rintangan awal bagi para peserta yang datang. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa siapapun yang datang harus melewati rintangan-rintangan dalam games ini sebagi tanda “inisiasi” setiap peserta bergabung dengan teman-teman yang lain dan di sana terdapat kesungguhan akan adanya sesuatu yang penting buat perkembangan kita bersama.

► Perkenalan [17.30-18.30]: setelah melewati games rintangan, kita akan masuk dalam perkenalan dan sekaligus pembentukkan kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan di luar ruangan. Perkenalan dirancang sedemikian rupa untuk membangun keakraban.

► Mandi dan Dinner [18.30-19.00]: self service [makan dan cuci peralatan makan sendiri].

► Seminar [20.00-22.00]:acara ini direncanakan akan dibawakan oleh Mas Tony Sarjono [cs?] yang sering memberi pelatihan leadership di beberapa tempat. Tentunya akan diselingi dengan hal-hal menarik semacam exercises.

► Dinamika kelompok [22.00-24.00]: dibentuk dalam kerangka api unggun dan disekelilingnya dibentuk kelompok-kelompok sharing. Pada kesempatan ini juga akan ditampilkan kreativitas masing-masing kelompok dan akhirnya ditutup dengan renungan malam [bisa dalam bentuk Ibadat Taize, Rosario yang dibuat menarik, dll].

► Istirahat Malam [tidur].

► Bangun dan Olahraga [06.00-06.30]: sendiri atau bersama?

► Renungan Alam Pagi [06.30-07.00]: bersama.

► Breakfast [07.00-08.00].

Outdoor [08.00-10.00]: membangun sebuah teamwork dan kepercayaan, saling membela, mendukung, dan memimpin.

► Persiapan Ekaristi Kaum Muda [10.30-11.30]: dirancang dengan gaya orang muda.

► Ekaristi Kaum Muda [11.30-12.30].

► Makan Siang dan Sayonara.
Beberapa hal yang masih dipikirkan adalah rundown acara secara lebih terperinci. Maksudnya adalah siapa yang akan menjadi fasilitator pada setiap acara yang berbeda. Karena acara ini bertujuan sekaligus untuk memberi kesempatan kepada teman-teman untuk mencoba memimpin dan menjadi pemimpin. Yang kedua, berhubung dengan adanya seminar yang dibawakan oleh Mas Tony cs, tentunya adiperlukan adanya kerjasama untuk membentuk acara lebih mengalir dan mengarah pada tujuan yang hendak dicapai. Sehingga perlu adanya pertemuan dengan Mas Tony untuk memfikskan acara ini.

Pembentukkan pamflet sedang dalam rancangan dan dibuat sesederhana mungkin dengan mengikut-sertakan beberapa contact person dari teman-teman yang berbeda tempat. Mereka adalah Mas Mario: 021-92029033 [Blok B], Mas Sulis: 021-91017092 [Bintaro], Mas Bene: 081384405820 [Cilandak], Nicko: 08567896233 [Barbanas], Sekretariat Civita [Mba Hanny: 021-7401521].
Penyebaran pamflet ini akan dimulai pada 7 Juni sedangkan acaranya pada 28 dan 29 Juni [sabtu-minggu]. Sehingga, pendaftarannya bisa melalui contact person tersebut sekaligus dengan iuran untuk mengikuti acara sebesar Rp. 10.000,- per orang. Alasan kenapa dipungut iuran ini adalah:
► Civita memberi fasilitas yang lumayan besar, sehingga setidak-tidaknya kita bisa meringankannya dengan iuran tersebut.
► Jika kita hangout aja bisa mengeluarkan duit lebih besar, kenapa kita tidak bisa mengeluarkan duit sebesar itu untuk bertemu dengan teman-teman seiman, mengadakan acara bersama, persaudaraan, saling mengenal, dan pada akhirnya pasti membawa hal-hal yang luar biasa.
► Bicara saja tidak akan mengubah situasi, mari kita mewujudkan persaudaraan dengan langkah-langkah kecil.


Perhatian:

Banyak sekali yang melontarkan komentar sebelum mengetahui hal yang sesungguhnya. Atau mungkin, kita telah lama menghidupi asumsi-asumsi sehingga untuk melangkah dan bergabung begitu susah untuk dilakukan. Mari nyatakan jiwa muda dengan laku bukan dengan menunggu!

PERTEMUAN TANGGAL 18 MEI 2008

Dihadiri oleh Mario, Siska, Bene, Very Tobing, Rini, Beno, Ollyn, dan Rm. Herry.



► Sebagai kelanjutan dari Spirit Moment [SM] maka awalnya acara direncanakan pada 14-15 Juni namun kemudian berubah menjadi minggu terakhir di bulan Juni [sabtu-minggu 28/29].

► Spirit Moment akan dilanjutkan dengan Leadership Moment [LM].

► Kerangkan acara LM yang direncanakan adalah:
1. Ada seminar leadership [Mas Tony cs]
2. Selingan-selingan dan games
3. Doa malam di alam terbuka [misa atau doa rosario dengan perarakan]
4. Olahraga
5. Pemutaran film tentang Bunda Maria
6. usu-usul lain [?]

► Civita akan menyediakan fasilitas [tempat] dan untuk membantu acara ini direncanakan masing-masing peserta akan memberi iuran Rp. 10.000,- per orang.

► Diusahakan acara-acara yang akan diadakan bisa menghasilkan sesuatu buat orang muda misalnya membentuk anggota koor, misa kaum muda, dan sesuatu yang berguna lainnya.

► Pembuatan kerangka pamflet yang dikoordinir oleh Very dan Beno.