Jumat – Sabtu / 09-10 Maret 2012 (Wisma
Pojok Condong Catur)
CINTAMU
ADALAH CINTAKU JUGA – CINTA KITA BERSAMA
Dunia
cinta adalah dunia kehidupan. Ada kehidupan berarti ada cinta tanpa cinta tentu
tidak ada kehidupan. Week end Moral dari para mahasiswa PBSID angkatan 2011
semester dua memberi nuansa baru dan pengalaman baru untuk semakin mencintai
yang mempunyai CINTA itu. CINTA dengan huruf kapital ini telah memberi cinta dan
pengorbanan-Nya untuk mereka yang merindukan cinta itu. Cinta akhirnya butuh
pengorbanan, saling menjaga, saling percaya, saling melengkapi, tidak mudah
terhasut apalagi digombalin, cinta itu tidak nafsu, cinta itu saling mengormati
dan tentu selalu saling menghargai.
Masih banyak yang lain arti cinta bila
ditelusuri satu persatu sesuai pengalaman masing-masing orang. Makna cinta
diatas hanyalah perwakilan dari semua sharing atau niat baik dari peserta Week
end-PBSID ini. Tinggal bagaimana hal itu diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, terlebih di lingkup kampus, lingkup kelas dan lingkup pribadi
masing-masing.
Apa
yang penting dalam hidup ini itulah yang berarti dalam hidup ini, untuk
mengenal seberapa pentingnya hidup dan cinta itu, dalam week end ini
pertama-tama yang dibicarakan oleh pembimbing adalah apa bedanya antara pria
dan wanita. Atau dengan kata lain untuk laki-laki kalau mendengar kata wanita
apa yang ada dalam pikiranmu? Begitupun sebaliknya kalau mendengar kata
laki-laki apa yang ada dalam pikiran perempuan? Mendengar pertanyaan seperti
ini peserta WE langsung menyampaiakn unek-unek mereka yang mungkin selama ini
terpendam. Suasana ruang pertemuanpun jadi ramai, sampai tak terkendali. Itulah
bentuk apresiasi mereka terhadap apa yang ada dalam diri mereka. Tanpa disadari
bahwa sebetulnya setiap pribadi, baik perempuan maupun laki pada hakekatnya
sama. Tuhan menciptakan secara kodrat semuanya sama, bedanya hanya sedikit dan
itu bisa dipastikan. Perbedaannya hanya terletak pada alat kelamin atau seks.
Perbedaan yang lain dimana perempuan bisa mengandung dan menyusui, sementara
laki-laki tidak bisa. Ada dua fungsi seks dilihat dari kaca mata iman yakni
sebagai “CINTA DAN
KEHIDUPAN”.
SEKS
DARI PRESPEKTIF TEOLOGI
Lalu
seks dilihat dari perpektif teologi adalah sebagai Bait Allah yang kudus yang
harus dilestarikan, dijaga dan dimuliakan bukan untuk dipermainkan,
dipertonton. Apalagi kalau untuk kepuasan semata. Dikatakan bahwa manusia itu
secitra dengan Allah (manusia Asali). “
baiklah kita menjadikan manusia itu menurut gambar dan rupa Kita, maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar-Nya diciptakanlah
dia: laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. (kej 1:26a-27)
Allah
memandang realitas Diri-Nya: gambar dan rupa-Nya sendiri dalam wujud tubuh
laki-laki dan tubuh perempuan serta berkata “ sungguh amat baiklah ia”. Tidak
bisa dikatakan bahwa hanya laki-laki atau perempuan sajalah yang mencerminkan
gambar dan rupa Allah, namun haruslah keduanya sekaligus, yakni laki-laki dan perempuan. Disanalah letak keselarasan
atau Gender.
Untuk
lebih memahami sekaligus mewaspadai tindakan Aborsi dikalangan mahasiswa /
remaja, peserta week end disuguhi sebuah video tentang ABORSI. Sungguh tindakan
yang tidak manusiawi, tidak bermoral. Dikatakan bahwa proses aborsi di Eropa presentasinya
sangat besar dibandingkan dengan Negara-negara lain. Tidak menuntut kemungkinan
di Indonesia juga sering terjadi aborsi bahkan setiap hari, Cuma presentasenya
kecil. Bagi saya persoalan banyak atau tidaknya tindakan aborsi tetaplah aborsi
dan mengarah pada tindakan “pembunuhan” terhadap bayi yang tidak punya dosa.
Pada hal mereka ingin sekali melihat dan menikmati dunia ini.
Entah
kenapa hati ini rasanya tidak menerima kenyataan seperti itu, karena tindakan
aborsi sama halnya dengan tidak menghargai karya Allah yang amat luhur. Tindakan
aborsi telah merusak citra Allah. Pada hal sudah ditegaskan dari kaca mata
teologi bahwa Allah menciptakan manusia menurut rupa Allah atau secitra dengan
Allah. Lantas mengapa tindakan aborsi itu tetap saja ada dan selalu ada? Saya
ingin menegaskan dan berpesan kepada kaum remaja zaman ini, khususnya
teman-teman mahasiswa USD: “ NO FREE SEX!,
NOT ABORTION!, SO LOVING OF LIFE”.
Itulah
proses week end di hari pertama, namun sebelum istirahat malam tentu tidak lupa
bersyukur kepada Tuhan atas kurnia yang diterima hari ini, maka secara
bersama-sama bersatu dalam doa. Dalam doa malam disampaiakn juga ujud-ujud
untuk keselamatan hidup ini, berdoa untuk orang tua, berdoa bagi mereka yang
kurang beruntung dalam hidup ini, berdoa bagi mereka yang belum sempat melihat
dunia akibat aborsi, berdoa bagi mahasiswa, dan diakhiri dengan membacakan
sebuah puisi. Semoga apa yang didapat hari ini berkenan kepada-Nya dan dapat
diaplikasikan dalam hidup.
KASIH SAYANG
ORANG TUA
Kiranya
kasih sayang orang tua inilah yang menjadi topik di pagi kedua dalam proses
week end ini. lewat renungan pagi yang dibawakan oleh salah seorang biarawan
yang mahasiswa akan semakin lengkap proses pengenalan cinta dan kehidupan itu
sendiri. Renungan yang begitu sederhana justru membantu para mahasiswa dalam
merenungkan proses adanya kita, atau tahap kelahiran manusia mulai dari hari
pertama (saat masuknya sperma ke indung telur) sampai pada hari kelahiran
(Sembilan – sepuluh bulan). Setelah diperlihatkan itu semua, pembawa ibadat
tadi mulai masuk lebih dalam untuk melihat bagaimana kesetiaan dan kebaikan
kedua orang tua dalam mendampingi anak-anaknya. Mereka (orang tua) tidak
mengenal lelah, tidak sudi melihat anaknya menangis waktu kecil, mereka selalu
menjaga dan mendampingi anaknya dikala putera/puterinya mengalami jatuh sakit.
Dalam diri kedua orang tua yang ada hanyalah cinta dan kasih sayang.
Pengorbanan orang tua sungguh luar biasa, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Kasih
sayang mereka dirasakan sampai saat ini. Lalu bagaimana dengan kita?. Pesan
dari mereka hanya satu “ tolong jangan sakiti mereka dengan
perbuatan-perbuatanmu yang kurang ajar, hargai pengorbanan mereka dengan
belajar dan terus belajar. Orang tua tentu tidak pernah menuntut balasan dari
anak-anaknya. Itulah cinta sejati. Selamat memperjuangkan si cinta sejati itu.
MENGENAL DIRIKU MELALUI SEKS
Proses
selanjutnya setelah sarapan pagi yakni diperkenalkan alat reproduksi, baik
laki-laki maupun perempuan dilengkapi dengan bagian-bagian yang berpengaruh
dalam kehidupan manusia. Juga diperkenalkan beberapa penyakit kelamin yang
menakutkan. Secara khusus HIV/AIDS. Sebuah pengalaman yang disharingkan oleh
nara sumber, Th. Endah Marianingsih, SIP. M. Kes. Dimana beberapa tahun
terakhir ini ada sebuah fenomena yang terjadi pada sebuah keluarga muda. Saat
pasangan ini menjalani masa pacaran, sang laki-laki dengan jujur mengatakan
kepada sang pacar bahwa dia mengidap HIV belum sampai pada AIDS. Apakah kamu
siap menerima aku dengan kondisi seperti ini? tanya sang laki-laki. Dengan
penuh keyakinan sang wanita/pacarnya menjawab; saya siap menerima kamu apa
adanya.
Karena
adanya saling percaya dan keterbukaan ini, hubungan merekapun sampai pada tahap
pernikahan, yang adalah panggilan hidup mereka yang harus dipertanggungjawabkan
sampai akhir hayat. Dalam, perjalanan waktu setelah mereka sudah menjadi
pasangan hidup sang laki-laki selalu dilema dan selalu merasa bersalah atas apa
yang terjadi pada dirinya (HIV). Dia takut kalau istrinya terjangkit HIV juga.
Pada hal dalam bayangan sang istri dan sudah menjadi kerinduan bahwa dia ingin agar
dia juga mengindap penyakit yang sama. Katanya biar adil dan tidak ada yg
saling mengalah. Kesepakatan inipun diambil dan diterima oleh sang suami hingga
istrinya kena HIV dan dalam kondisi hamil.
Apa
ya kira-kira yang terjadi pada calon jabang mereka? Pertanyaan inilah yang
timbul dari dalam diri kami masing-masng. Sungguh merupakan sesuatu fenomena
yang tidak muncul dalam benak kami dimana bayi mereka ketika dilahirkan
sedikitpun tidak terjangkit HIV. Kok bisa? Bisa saja karena begitu anak ini
keluar dari rahim sang ibu anak ini langsung disingkirkan dan tidak boleh
memakai ASI sebagai minuman dan makanannya. Para pelayan kesehatan harus dengan
ekstra merawat anak ini dan diberi
minuman susu yang disediakan dari Rumah sakit,
dengan maksud agar tidak terkena HIV dari sang Ibu. Sampai saat ini
pasangan ini sudah mempunyai dua putera dan keduanya tidak terkena HIV.
Dari peristiwa ini yang membuat saya
sedih dan prihatin adalah dimana saat ibu ini dalam ruang persalinan atau saat
dalam proses bersalin tidak ada satupun perawat yang berani mendekati dan
melayaninya. Cara memberi minuman atau makananpun dilayani dengan baik, tidak denga tulus. Mungkin para perawat takut
terjangkit HIV. Pada hal menurut penjelasan dosen tadi, dikatakan terjangkit
itu hanya kalau lewat dari dalam tubuh. Misalkan lewat darah, jarum suntik.
Sementara sentuhan kulit, pakaian, dan sebagainya yang tidak ada unsur dari
dalam tubuh tidak menjadi masalah dan jamin tidak akan terkena HIV. Maka janganlah takut bersentuhan dengan
mereka yang mengidap HIV, mulailah berpikir positif dan berpikir jernih.
EKSPRESI KELOMPOK SEBAGAI KESIMPULAN
Ada
banyak alasan dan pandangan mahasiswa berkaitan
dengan kegiatan week end Moral ini. yang didasari dengan pertanyaan: “
apakah yang dapat selama week end ini”? jawaban dari mahasiswa bermacam-macam; ada
yang mengatkan saya lebih tahu apa artinya seks, seksualitas, semakin mengerti
tentang penyakit-penyakit kelamin, semakin menghargai tubuh sebagai bait Allah,
seks bukan untuk dijual atau dipertontonkan namun dijaga dan dilestarikan
sebagai bait Allah yang paling luhur. Jawaban lain adalah dengan mengikuti WE
ini semakin mencintai orang tua yang telah melahirkan, mendidilk dan bahkan
sampai dikirim studi di Sanata Dharma. Pengorbanan mereka sungguh luar biasa,
lalu bagaimana denganku? Apa yang kuberikan untuk mereka? Apakah saya balas
dengan tindakanku yang ego, bohong dan selalu bertindak yang kurang terpuji? “
Hormatilah orang tuamu, agar usiamu panjang”.
Setelah
merefleksikan itu semua hal terakhir yang harus dilakukan adalah duduk dalam
kelompok dan membuat sebuah fragmen. Dari tujuh kelompok aday yang membawakan
Drama singkat, Pantomim, puisi, lagu dan gerak. Semua isi fragmen harus
berkonteks pada tema dan komitmen dalam kelompok. Dari kelompok penulis, komitmenya adalah “ MERAYAKAN CINTA
DAN KEHIDUPAN HARUS SALING
MENGHARGAI, SALING MENJAGA, SALING PERCAYA, TIDAK MUDAH DIHASUT, BUTUH
PENGORBANAN, SETIA, TIDAK NAFSU, SALING
MENGORMATI DAN YANG PALING PENTING ADALAH SEMAKIN MEMULIAKAN ALLAH”.
Akhir kata penulis menyampaikan SELAMAT MERAYAKAN CINTA DAN KEHIDUPAN bagi kita
semua yang membaca artikel ini…..Berkah
Dalem…
AKU adalah cinta,
Bila orang-orang saling
mencintai
Mereka merasakan dan
menjadi bagian dari DIRIKU
Bila engkau bersama
dengan orang yang kau cintai
Merasakan kehangatan
dan kenyamanan dari cintanya
Bersyukurlah dan
muliakanlah AKU karenanya
Sebab sesungguhnya
inilah hadiah dari hatiKU untukmu
Cinta yang kau alami
melalui orang yang kau cintai
Adalah manifestasi dari
cintaKU yang begitu besar kepadamu
Ada waktu untuk
segalanya
waktu untuk sendirian
Dan ada waktunya pula
untuk menikmati persahabatan dengan orang lain
Untuk lebih
mempermudahkan perjalanan hidupmu
KU berikan
persahabatnKU pada semua orang dalam hidup mereka
Ketika AKU
memberikannya padamu, ingatlah
Bahwa inilah tanda
cintaKU yang sejati untukmu…
(dikutip dari Buku panduan WE
MORAL, hal-9)
Br. Libert Jehadit, CSA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar